Memahami Bahaya Kanker Serviks

Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual.

Menurut data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) di Indonesia, pada tahun 2013, terdapat 2 dari 10.000 wanita di Indonesia yang menderita kanker serviks setiap harinya, 26 wanita meninggal karena kanker serviks, serta ditemukan 58 kasus baru setiap harinya.

Menurut Dr. dr. Imam Rasjidi, SpOG (K) Onk, Spesialis Onkologi Ginekologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, kanker serviks bersarang di tubuh perempuan akibat infeksi pada mulut rahim yang berasal dari virus Human Papilloma (HPV), khususnya tipe 16 dan 18. Virus ini masuk ke sel leher rahim, berkembang biak tak terkendali, hingga akhirnya merusak kinerja sel, memunculkan tumor, dan berubah menjadi kanker.

Infeksi HPV sangat rentan menjangkit perempuan yang aktif secara seksual maupun yang daya tahan tubuhnya rendah. Yang perlu diwaspadai, kanker serviks mampu juga terjangkit pada perempuan dengan usia yang sangat muda.

Terdapat 6 perilaku utama yang dapat meningkatkan risiko seorang wanita terkena infeksi HPV:

1. Perilaku seksual

Berganti pasangan lebih dari 6 kali atau berhubungan intim sejak usia di bawah 17 tahun dapat meningkatkan risiko hingga lebih dari 10 kali lipat. Berhubungan seksual dengan pria yang sering berganti pasangan juga berisiko tinggi mengidap kondiloma akuminata (kutil di sekeliling kelamin).

2. Pil KB

Mengkonsumsi pil KB dalam jangka panjang (lebih dari 5 tahun) meningkatkan risiko hingga 2 kali lebih besar.

3. Riwayat Kehamilan

Hamil terlalu muda (sebelum 17 tahun) berisiko 2 kali lebih besar terkena kanker serviks dibandingkan dengan hamil pada usia di atas 25 tahun. Selain itu, perempuan yang hamil lebih dari 3 kali semasa hidup juga berisiko tinggi mengidap kanker serviks karena sistem hormonal yang tidak stabil serta lemahnya kekebalan tubuh saat hamil.

4. Merokok

Kandungan zat kimia pada rokok bisa merusak sel jaringan serviks dan menurunkan kekebalan tubuh. Tubuh perokok (baik aktif maupun pasif) lebih rentan terinfeksi HPV 2 kali lipat dibandingkan yang tidak.

5. Gaya Hidup Yang Tidak Sehat

Terlalu sering stres, malas olahraga, dan pola makan tidak sehat mengakibatkan daya tahan tubuh menjadi lemah sehingga tidak maksimal menghadang infeksi HPV.

6. Faktor Genetik

Terlalu sering stres dan memiliki keluarga sedarah pengidap kanker serviks meningkatkan risiko hingga 2-3 kali lipat. Sebab, ketidakmampuan tubuh menangkal infeksi HPV bisa diturunkan ke generasi selanjutnya.

Kanker serviks membutuhkan waktu 10-20 tahun untuk berkembang dari sel sehat menjadi sel kanker. Dalam masa awal, gejala penyakit ini sangat samar, bahkan bisa tanpa gejala sama sekali. Hal ini sering menjadi penyebab banyak perempuan lalai akan bahaya kanker serviks. Sebagian besar perempuan baru tersadar untuk memeriksakan diri setelah ada gejala yang menonjol (terjadi pendarahan atau flek dari vagina). Padahal, keterlambatan diagnosa menjadikan angka kematian akibat kanker serviks sangat tinggi.

dr.Imam Rasjidi mengingatkan, bila perempuan mengalami keputihan kronik yang berbau dan bercampur darah, pendarahan di luar masa menstruasi, periode menstruasi yang lebih berat dan lebih dari biasanya, serta terjadi pendarahan ketika melakukan hubungan seksual, maka sangatlah disarankan untuk periksa ke dokter atau konsultasi dengan dokter Spesialis Onkologi Ginekologi di rumah sakit.

Cari tahu juga informasi dan tips kesehatan lainnya di media sosial kami.

Post author

Leave a Reply